PENGANTAR DARAS FILSAFAT ISLAM

Afdal_da



Pertemuan Pertama

PENGANTAR DARAS FILSAFAT

KENISCAYAAN FILSAFAT

       Keniscayaan filsafat diartikan sebagai kemestian atau kedaruratan yang harus dipelajari dan diketahui. Hal tersebut senada dengan Al-Quran yang banyak mengajak manusia berpikir untuk menggunakan akal. Terbukti dalam Al-Quran kata “akal” disebut beberapa kali dengan penampilan yang berbeda seperti pada perkataan ya'qilun, yatafakkarun, yash'urun semua itu adalah ayat-ayat yang secara langsung mengajak manusia berfilsafat.

       Sebagai penegasan, bunyi ayat Al-Quran “dan mengapa mereka tidak memikirkan kejadian mereka?” (Q.S. Ar-rum :8)

“sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, merupakan tanda kebesaran Allah bagi orang yang mengerti” (Q.S. Al-Baqarah :164)  

“maka ambillah pelajaran, hai orang-orang yang berakal” (Q.s. Al-Hasyr :2). Masih banyak makna lainnya dari inti bunyi ayat yang sangat menganjurkan manusia untuk mendayagunakan akal dengan sebaik-baiknya sebagaimana berfilsafat.

DEFENISI FILSAFAT

        Apa itu filsafat? 

Untuk mengetahui apa itu filsafat, kita terlebih dahulu harus memperhatikan bahwa dalam disiplin ilmu sebuah kata memiliki makna etimologi dan terminologi maka terlebih dahulu kita menjelaskan makna tersebut, karena bisa jadi kata yang tersampaikan memiliki makna yang beragam sehingga ada makna yang terlewatkan dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada orang atau kelompok tertentu menggunakan makna yang terlewatkan. Sehingga ketika kita berdiskusi bersamanya kita akan jatuh pada kesimpulan yang sama. Oleh karena itu, kita tidak boleh gegabah dalam menyimpulkan filsafat.

ETIMOLOGI FILSAFAT

      Secara etimologi filsafat dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata yakni philo dan shopia. Philo artinya cinta dan shopia artinya kebijaksanaan. Dalam hal ini penggunaan kata cinta kebijaksanaan kurang tepat. Sebab, kebijaksanaan berkaitan dengan dimensi praktek (etika) sedangkan filsafat berkaitan dengan dimensi teoretik (pengetahuan).

     Sejarah mencatat istilah philoshopia populer di tangan filosof kenamaan yakni Sokrates. 

Sokrates menyebut dirinya sebagai pencinta pengetahuan (bukan pencinta kebijaksanaan) untuk membedakan dirinya dengan kaum sophis (ilmuwan).

     Saat Phitia ( Wanita suci) ditanya di goa Dhelpia, siapa orang yang paling mengetahui. Dia menjawab "yang paling mengetahui adalah Sokrates". Lalu Sokrates bingung, karena menurutnya apa yang diketahuinya tidak diketahui oleh orang lain dan apa yang tidak diketahuinya orang lain mengetahui. Sehingga Sokrates disebut orang yang paling mengetahui di seantero Yunani kala itu.

       Singkat cerita, Sokrates tidak mengatakan dirinya sebagai orang yang mengetahui (shopis). Melainkan Sokrates menyebut dirinya sebagai orang yang mencintai pengetahuan (philoshopia). Dari konteks ini, diketahui bahwa philosophia tidak bermakna praktik (cinta kebijaksanaan), melainkan bermakna teoretik (cinta pengetahuan).

TERMINOLOGI FILSAFAT

     Secara terminologi, filsafat diartikan dalam dua defenisi yaitu klasik dan kontemporer. Filsafat dalam makna klasik pertama kali disampaikan oleh Aristoteles. Filsafat klasik adalah keseluruhan ilmu hakiki baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. Ilmu hakiki adalah ilmu yang bukan hasil i'tibari manusia (kesepakatan).

Bersambung.....


~Afdal

Tidak ada komentar: